Senin, 12 September 2011

Tarian tradisional Cina

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tarian Tradisional Cina atau secara singkat Tarian Cina (Hanzi sederhana: 中国传统舞蹈): adalah kumpulan tarian dari negeri Cina yang awalnya adalah ritual pemujaan dan penghormatan Dewa Mitologi Cina seperti tercatat pada Sejarah Musim Semi dan Gugur oleh Tuan Lu oleh Lu Buwei [1]. Tujuan keagamaan itu kemudian berkembang menjadi bentuk hiburan dalam bentuk sekelompok wanita yang menghibur tamu pada acara jamuan kenegaraan dan akhirnya menjadi bentuknya yang sekarang.[2]
Cina adalah negara dengan banyak ragam budaya yang memiliki 56 suku.[3] Setiap suku memiliki kebudayaan dan tarian masing-masing. [3]Tarian Tradisional Cina menggabungkan semua elemen dari tarian masing-masing etnik, Opera Cina, Kungfu dan opera rakyat.[3] Hasilnya adalah apa yang kita sekarang kenal dengan Tarian Tradisional Cina yang sudah melewati pengembangan dan peremajaan lebih dari ratusan tahun. [3]

Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting] Sejarah perkembangan

Karena tarian tradisional Cina adalah bagian dari kebudayaan, ia berkembang seiring dengan perkembangan budaya dari zaman ke zaman. Berikut adalah perkembangan Tarian Tradisional Cina dari zaman ke zaman:

[sunting] Zaman Pra-sejarah sampai Dinasti Zhou

Catatan tentang Tarian di Cina telah ada sejak Dinasti Zhou yang mencatat festival tarian di Shi Jing. [2]Menurut Mitologi Cina tiga Maharaja dari Tiga Maharaja dan Lima Kaisar memberi manusia pengajaran.[2] Dewa Fúxī memberikan manusia jala untuk menangkap ikan dan Tarian harpoon, Dewa Shénnóng mengajarkan pertanian dan tarian Memacul, yang terakhir Huángdì dihormati dengan Tarian Pintu Awan.[2]Catatan kuno juga mencatat bahwa ada juga tarian berburu dan tarian Konstelasi untuk kesuburan dan panen.[2]
Pada awalnya tarian dipraktekkan untuk kesehatan dan keharmonisan jiwa. [4] Seiring berjalannya waktu tarian mulai terjadi penggabungan tarian, lagu dan cerita. Ini adalah cikal bakal dari teater Cina.[2] Selain itu tarian pun menjadi bagian dari upacara militer dan ritual keagamaan.[2]

[sunting] Dinasti Han

Pada Dinasti Han ini tarian banyak berpusat pada gerakan memacul dalam pertanian, memotong rumput atau memanah burung.[2] Selain itu tarian dinasti ini banyak memakai peralatan sehari-hari seperti sapu tangan, sumpit, atau payung. [2]Ini menambah kesulitan tari karena penari diharuskan menyeimbangkan gerakan tarian dan alat-alat kebutuhan sehari-hari yang digunakan. [2]Ciri khas tarian dinasti ini adalah gerakan jongkok yang masih banyak dipraktekkan pada banyak tarian sampai hari ini.[3]
Konfusius, seorang filsuf di dinasti Han Timur mengajarkan bahwa manusia harus menggunakan lengan panjang untuk menutupi tangan.[2] Ajaran itulah yang akhirnya diterapkan dalam beberapa tarian. [2]Seperti Tarian Ta Ge dari dinasti Tang atau Zhumu Langma yang ciri khas pakaiannya adalah menggunakan lengan pakaian panjang menjuntai sampai lutut.[5][6] Pada tarian Zhumu Lama yang mengagumi gunung Everest dan dataran tinggi Cina, mempunyai gerakan-gerakan menjulur dan mengibas lengan pakaian sesuai irama.[6]

[sunting] Dinasti Tang

Pada Dinasti Tang terjadi pertukaran kebudayaan besar-besaran.[2] Hal ini menyebabkan masuknya musik dan gerakan tari dari negara lain. [1]Ratusan orang menghadiri sekolah tari untuk memenuhi kebutuhan penari-penari handal.[2] Kebudayaan ini kemudian dibawa ke Jepang dan Korea lewat pertukaran budaya.[2] Saat ini pula masuk agama Buddha yang secara langsung memengaruhi perkembangan tarian zaman itu. [1]Pengaruh itu terlihat di fresko Dunhuang yang menggambarkan dewi-dewi yang terbang sambil menebar bunga.[1][7] Fresko-fresko itu menginspirasikan terbentuknya jenis Tari Dunhuang, terutama tari Dunhuang Meng yang menggambarkan tentang kemurnian, kerendahan hati, dan kepercayaan si pembuat fresko kepada dewa dan Buddha yang menyebabkan ia bermimpi akan kemegahan dewa dan Buddha.[1][7]
Wu Daozi, seorang pelukis pada zaman pemerintahan Kaisar Xuanzong dari dinasti Tang melukis sebuah lukisan yang diberi judul Fei Tian (dalam bahasa Indonesia berarti Dewi Terbang) menjadi inspirasi dari karya tarian bernama sama. [1] Gerakan dan lekukan tubuh wanita [3] serta lengan pakaian yang panjang merupakan ciri khas tarian dinasti Tang.[2]
Setelah dinasti Tang, tarian mulai mengalami kemunduran. .[2]Hal ini disebabkan oleh mulai maraknya tradisi mengkikat kaki, sebuah kebiasaan mengikat kaki wanita sebagai simbol kecantikan .[2]Hal ini menyulitkan penari untuk bergerak.[2]

[sunting] Republik Rakyat Cina

Memasuki detik-detik menjelang terbentuknya Republik Rakyat Cina, tarian mengalami perubahan drastis. [8] Pengembangan dilakukan oleh beberapa pioner tarian seperti Dai Ailian, Wu Xiaobang dan Jia Zuoguo yang rela menjelajahi Cina. [8]Mereka mempelajari tarian suku dan mengubahnya menjadi tarian baru yang lebih menarik.[8]
Salah satu tarian terkenal zaman ini adalah Yangge. [8]Biarpun berasal dari dinasti Song, pada tahun 1940-an tarian ini dipakai Partai Komunis Cina untuk membangkitkan semangat rakyat.[8]

[sunting] Tarian menurut daerah dan suku

Dengan 56 suku minoritas dan besarnya luas wilayah Cina menyebabkan banyaknya macam tarian yang tersebar di seluruh negeri.[3] Tiap daerah dan tiap suku memiliki ciri khas masing-masing yang menarik untuk diketahui.[3]
Tarian di timur laut Cina berciri khas maskulin sedangkan pada daerah daratan tengah Cina tepatnya sekitar daerah Shaanxi menggunakan pita merah yang enerjik dan drum.[3] Lain halnya di daerah selatan yang terkenal dengan tari Kipas. [3]Di daerah Yunnan tarian terkenal memiliki semangat dan kerap menghiasi festival-festival.[3]
Suku-suku minoritas pun memiliki ciri khasnya masing-masing. Suku Tibet memiliki sebuah tarian dimana para pria memakai pakaian dengan buntut lembu dan lonceng sedangkan para wanita menabuh genderang kulit lembu. Bunyi-bunyian harus seirama untuk menghasilkan kesempurnaan dalam tarian ini.
Pada suku Mongolia, penari, menari dengan maskulin dengan menggerak-gerakan pundak dan lengan dengan gagah. [3] Suku mongol kerap menggunakan kegagahan kuda sebagai dasar gerakan. [3]Pada suku lain yaitu Ughyur, penari menggerak-gerakan mata, tangan dan leher dengan elegan, mirip seperti penari-penari India.[3] Pada pakaiannya, kerap ditemukan banyaknya bulu-bulu sebagai hiasan.[3]
Sedangkan pada suku Korea, mereka menggunakan kipas dan genderang.[3] Selain genderang, penari pun menggunakan kipas yang tertutup atau sumpit yang dihentak-hentakkan pada paha sesuai hentakan irama. [3]Mimik wajah dan tempo serta hentakan gerakan penari akan mengikuti irama musik pengiring.[3] Irama cepat dan riang diiringi dengan gerakan cepat dan lincah, sedangkan untuk musik yang sedih dan mendayu diiringi dengan gerakan lembut yang lambat. [3] Teknik yang berbeda dan ciri khas dari tari suku Korea ini adalah teknik pernafasannya yang mengikuti alunan hentakan musik pengiring. [3]Republik Rakyat Cina yang berbatasan langsung dengan Korea memiliki beberapa daerah di mana kebudayaan Korea kental terasa.[3]

[sunting] Wushu

Berbagai gerakan wushu pun diinspirasikan oleh gerakan tari.[2] Wushu adalah seni bela diri modern yang berbentuk seperti tarian dan banyak gerakan akrobatik.[2] Tidak seperti Kungfu tradisional, wushu selalu berkembang dengan memperkenalkan gerakan-gerakan baru.[2] Wushu dahulu digunakan untuk kepentingan militer yaitu dengan gerakan dasar melindungi diri atau membantu bertarung dengan musuh dengan menggunakan tangan kosong atau senjata.[2]

[sunting] Tarian

Beberapa contoh tarian yaitu:
http://id.wikipedia.org/wiki/Tarian_tradisional_Cina

1 komentar:

  1. saya mau nanya, berapa lama ya kita mempelajari suatu tarian yangge?
    Makasih

    BalasHapus